Halaman

blog-indonesia.com

Kamis, 03 September 2009

Kajian Hadis Isbal

Pendahuluan
Pendidikan Nabi saw, bukan hanya pada masalah aqidah (teologi), bahkan mencakup segala masalah interaksi sosial, termasuk cara berpakaian seorang muslim. Bimbingan Nabi saw, bukan hanya do’a ketika berpakaian, melainkan juga dalam memilih corak warna, jenis kain sampai kepada motif jahitannya.
Tentang pakaian yang berlebihan dari mata kaki yang dikenakan oleh seorang muslim lantaran “sombong atau pamer” jelas dilarang dalam agama. Permasalahan bagaimana sekiranya pakaian tersebut dikenakan oleh muslim bukan karena sombong atau pamer?
Tulisan ini difokuskan memaparkan hadis isbal (pakaian nyaruk bumi) dan berbagai jenis pakaian lain yang berdampak diancamnya pemakaianya.

Pengertian Isbal
Isbal, dalam kamus al Muhith dalam contoh asbala izara idza arakha berarti menurunkan sarung. Menurut Ibn Atsir dalam bukunya al Nihayah fi gharib al hadits wa l-atsar, al musbil izarahu adalah orang yang mengulurkan (memanjangkan) sarungnya sampai menyentuh bumi (nyaruk bumi) dan ia melakukannya lantaran kesombongan dan pamer.
Dari definisi di atas dapat dicermati dua hal. Pertama, disebut isbal apabila sarung yang dikenakan seorang muslim tersebut sampai menyentuh bumi, hal ini biasa dilakukan oleh masyrakat jahiliah saat itu. Kedua, adanya unsur kesombongan dan pamer. Berangkat dari pengertian inilah lahir pemaknaan tabdzir (mubadzir), najasah (najis atau tidak suci), israf (berlebihan) dan tasyabuh (penyerupaan dengan pakaian wanita). Belum lagi bilamana dikaitkan dengan sya’nul wurud atau asbab al wurud yang dapat dimengerti bahwa pada zaman Nabi, pelaku isbal, berpakaian rangkap, berlebihan dalam surban, berpakaian mencolok (warna merah, kuning dan sejenisnya) merupakan kesombongan, pamer dan keangkuhan yang kesemuanya diancam neraka.
Kecermatan dalam memahami pakaian isbal sangat penting, karena akan muncul pertanyaan apakah pakaian yang di bawah mata kaki namun tidak sampai menempel bumi (nyaruk bumi) tergolong pakaian isbal? Apakah mereka yang pakaiannya melebihi mata kaki lantaran ada udzur juga tergolong isbal? Sekiranya substansi isbal adalah tidak boleh ada sesuatu (kain) yang menutupi mata kaki, bukankah dibolehkan shalat dengan mengenakan kaus kaki dan sepatu stewel (boot)?

Hadis Isbal
Hadis yang menerangkan pakaian isbal diriwayatkan oleh beberapa sahabat, yaitu Abu Hurairah, Abdullah ibn Umar, Abu Sa’id al Khudri.
1. Hadis Abu Hurairah
Hadis Abu Hurairah dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5342). Muslim (libas: 3893). Ahmad (baqi musnad muktsirin: 8643, 8790, 8937, 9187, 9477, 9641, 9817, 10137). Dan Malik (jami’: 1424).
Dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5342) dengan redaksi:
(1) 5342 حَدَّثَنَا عَبْدُاللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنِ الاَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3893) dengan redaksi:
(2) 3893 حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مُحَمَّدٍ وَهُوَ ابْنُ زِيَادٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ وَرَأَى رَجُلاً يَجُرُّ إِزَارَهُ فَجَعَلَ يَضْرِبُ الاَرْضَ بِرِجْلِهِ وَهُوَ أَمِيرٌ عَلَى الْبَحْرَيْنِ وَهُوَ يَقُولُ جَاءَ الاَمِيرُ جَاءَ الاَمِيرُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى مَنْ يَجُرُّ إِزَارَهُ بَطَرًا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ ح و حَدَّثَنَاه ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ كِلاَهُمَا عَنْ شُعْبَةَ بِهَذَا الاِسْنَادِ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ جَعْفَرٍ كَانَ مَرْوَانُ يَسْتَخْلِفُ أَبَا هُرَيْرَةَ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ الْمُثَنَّى كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُسْتَخْلَفُ عَلَى الْمَدِينَةِ
Muhammad ibn Ziyad berkata: Saya mendengar Abu Hurairah melihat seseorang yang memanjangkan sarungnya. Maka ia (Abu Hurairah) menghentakkan kakinya ke bumi. Waktu itu ia menjadi penguasa Bahrain. Ia berkata: Penguasa telah datang. Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat. Hadis serupa di atas juga diriwayatkan oleh Muhammad ibn Bassyar dari Muhammad ibn Ja’far (h) Ibn Mutsanna dari putra Abi Adi (keduanya) dari Syu’bah dan seterusnya. Pada jalur mata rantai Ibn Ja’far menyatakan bahwa khalifah Marwan yang mengangkat Abu Hurairah sebagai penguasa. Dalam riwayat Ibn Mutsanna, waktu itu Abu Hurairah menjadi penguasa di kota Madinah.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 8643) dengan redaksi:
(3) 8643 حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى الَّذِي يَجُرُّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 8790) dengan redaksi:
(4) 8790 حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ قَالَ سَمِعْتُ مَيْسُورًا مَوْلَى قُرَيْشٍ فِي حَلْقَةِ سَعِيدٍ يُحَدِّثُ يَعْنِي ابْنَ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ الْقُرَشِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ مَرَّ بِهِ فَتًى يَجُرُّ إِزَارَهُ فَوَكَزَهُ بِحَدِيدَةٍ كَانَتْ مَعَهُ ثُمَّ قَالَ أَلَمْ يَبْلُغْكَ مَا قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى الَّذِي يَجُرُّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Muhammad ibn Ziyad berkata: Seorang pemuda yang bersarung memanjang berjalan melintasi Abu Hurairah maka ia (Abu Hurairah) menusuknya dengan besi seraya berkata apakah belum sampai kepadamu berita dari Nabi. Beliau bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 8937) dengan redaksi:
(5) 8937 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ قَالَ كَانَ مَرْوَانُ يَسْتَعْمِلُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَلَى الْمَدِينَةِ قَالَ فَكَانَ إِذَا رَأَى إِنْسَانًا يَجُرُّ إِزَارَهُ ضَرَبَ بِرِجْلِهِ ثُمَّ يَقُولُ قَدْ جَاءَ الاَمِيرُ قَدْ جَاءَ الاَمِيرُ ثُمَّ يَقُولُ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Muhammad ibn Ziyad berkata: Marwan mengangkat Abu Hurairah sebagai penguasa di kota Madinah. Ketika ia menyaksikan seseorang yang memanjangkan pakaiannya ia menyepaknya sambil berkata: Penguasa telah tiba. Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 9187) dengan redaksi:
(6) 9187 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ قَالَ كَانَ مَرْوَانُ يَسْتَخْلِفُ أَبَا هُرَيْرَةَ عَلَى الْمَدِينَةِ فَيَضْرِبُ بِرِجْلِهِ فَيَقُولُ خَلُّوا الطَّرِيقَ خَلُّوا قَدْ جَاءَ الاَمِيرُ قَدْ جَاءَ الاَمِيرُ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Muhammad ibn Ziyad berkata: Marwan mengangkat Abu Hurairah sebagai penguasa di kota Madinah. Ketika ia menyaksikan seseorang yang memanjangkan pakaiannya ia menyepaknya sambil berkata: Penguasa telah tiba. Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 9477) dengan redaksi:
(7) 9477 حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ قَالَ حَدَّثَنِي شُعْبَةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 9641) dengan redaksi:
(8) 9641 وَبِإِسْنَادِهِ هَذَا قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ يَقُولُ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى الَّذِي يَجُرُّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Dikeluarkan Ahmad dengan mata rantai perawi sebelumnya dengan redaksi: Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 9817) dengan redaksi:
(9) 9817 حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ قَالَ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ عَنِ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 10137) dengan redaksi:
(10) 10137 حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدٌ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Malik (jami’: 1424) dengan redaksi:
(11) 1424 وَ حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنِ الاَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ يَجُرُّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dari semua hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah di atas dapat dicermati bahwa ancaman Nabi saw, bagi orang yang berpakaian isbal yang tidak akan dilihat oleh Allah sekiranya disebabkan “pamer” dan “kesombongan”
2. Hadis Abdullah ibn Umar
Hadis Abdullah ibn Umar dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5337). Muslim (libas: 3887, 3888, 3889, 3890, 3891). Turmudzi (libas: 1652). Nasai (zinah: 5232, 5233). Ibn Majah (libas: 3559). Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 4652, 4772, 4795, 4806, 4811, 4941, 4997, 5088, 5122, 5182, 5203, 5276, 5515, 5541, 5849, 5875, 6153). Malik (jami’: 1423, 1425).
Dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5337) dengan redaksi:
(12) 5337 حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ وَعَبْدِاللَّهِ بْنِ دِينَارٍ وَزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ يُخْبِرُونَهُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3887) dengan redaksi
(13) 3887 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ وَزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ كُلُّهُمْ يُخْبِرُهُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan sarungnya lantaran kesombongan di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3888) dengan redaksi
(14) 3888 و حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ وَسَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَنَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الَّذِي يَجُرُّ ثِيَابَةُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3889) dengan redaksi
(15) 3889 و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا حَنْظَلَةُ قَالَ سَمِعْتُ سَالِمًا عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3890) dengan redaksi
(16) 3890 و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ مُسْلِمَ بْنَ يَنَّاقَ يُحَدِّثُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ رَأَى رَجُلاَ يَجُرُّ إِزَارَهُ فَقَالَ مِمَّنْ أَنْتَ فَانْتَسَبَ لَهُ فَإِذَا رَجُلٌ مِنْ بَنِي لَيْثٍ فَعَرَفَهُ ابْنُ عُمَرَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأُذُنَيَّ هَاتَيْنِ يَقُولُ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ لاَ يُرِيدُ بِذَلِكَ إِلاَ الْمَخِيلَةَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Abdullah ibn Umar menyaksikan seseorang yang memanjangkan sarungnya. Ia (Ibn Umar) bertanya: Dari suku mana anda? Ternyata ia dari suku Laits. Ibn Umar berkata: Saya mendengar denang kedua telinga saya Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3891) dengan redaksi
(17) 3891 و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَهَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَابْنُ أَبِي خَلَفٍ وَأَلْفَاظُهُمْ مُتَقَارِبَةٌ قَالُوا حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ يَقُولاَ أَمَرْتُ مُسْلِمَ بْنَ يَسَارٍ مَوْلَى نَافِعِ بْنِ عَبْدِ الْحَارِثِ أَنْ يَسْأَلَ ابْنَ عُمَرَ قَالَ وَأَنَا جَالِسٌ بَيْنَهُمَا أَسَمِعْتَ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الَّذِي يَجُرُّ إِزَارَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ شَيْئًا قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Muhammad ibn Abbad ibn Ja’far berkata: Saya menyuruh Muslim ibn Yasar maula Nafi’ ibn Harits untuk menanyakan kepada Abdullah ibn Umar. Waktu itu saya duduk di antara keduanya. Apakah anda pernah mendengar sabda Nabi perihal orang yang memanjangkan sarungnya lantaran pamer. Ia (Ibn Umar) berkata: Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Orang tersebut tidak akan dilihat Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Turmudzi (libas: 1652) dengan redaksi
(18) 1652 حَدَّثَنَا الاَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكٌ ح و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ وَزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ كُلُّهُمْ يُخْبِرُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ حُذَيْفَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَسَمُرَةَ وَأَبِي ذَرٍّ وَعَائِشَةَ وَهُبَيْبِ بْنِ مُغَفَّلٍ وَحَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Allah tidak melihat orang yang memanjangkan pakaiannya lantaran kesombongan di hari kiamat. Abu Isa (Turmudzi) berkata: Dalam masalah ini hadisnya juga diriwayatkan oleh Khudzaifah, Abu Sa’id, Abu Hurairah, Samurah, Abu Dzar, Aisyah dan Wuhaib ibn Mughaffal. Hadis riwayat Ibn Umar merupakan hadis hasan shahih.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5232) dengan redaksi
(19) 5232 أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ نَافِعٍ ح وَأَنْبَأَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ قَالَ حَدَّثَنَا بِشْرٌ قَالَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ أَوْ قَالَ إِنَّ الَّذِي يَجُرُّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5233) dengan redaksi
(20) 5233 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الاَعْلَى قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مُحَارِبٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنْ مَخِيلَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَنْظُرْ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ibn Majah (libas: 3559) dengan redaksi
(21) 3559 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ ح و حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ جَمِيعًا عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الَّذِي يَجُرُّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 4652) dengan redaksi:
(22) 4652 حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا دَاوُدُ يَعْنِي ابْنَ قَيْسٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ قَالَ أَرْسَلَنِي أَبِي إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَقُلْتُ أَأَدْخُلُ فَعَرَفَ صَوْتِي فَقَالَ أَيْ بُنَيَّ إِذَا أَتَيْتَ إِلَى قَوْمٍ فَقُلِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ فَإِنْ رَدُّوا عَلَيْكَ فَقُلْ أَأَدْخُلُ قَالَ ثُمَّ رَأَى ابْنَهُ وَاقِدًا يَجُرُّ إِزَارَهُ فَقَالَ ارْفَعْ إِزَارَكَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ
Zaid ibn Aslam berkata: Saya diutus oleh bapak saya menghadap kepada Abdullah ibn Umar. Saya katakan: Bolehkan saya masuk. Ia (Ibn Umar) pun mengenali suara saya dan berkata: Silakan. Katanya: Kalau kamu bertamu ucapkan salam. Sekiranya umat menjawab salammu, baru katakan: Bolehkan saya masuk. Tiba-tiba ia (Ibn Umar) menyaksikan putranya (Zaid ibn Aslam) yang bernama Waqid mengenakan pakaian yang memanjang. Ia (Ibn Umar) berkata: Angkatlah sarungmu. Saya pernah mendengar Nabi saw, bersabda: Orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 4772) dengan redaksi:
(23) 4772 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ سَمِعْتُ مُحَارِبَ بْنَ دِثَارٍ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنْ مَخِيلَةٍ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 4795) dengan redaksi:
(24) 4795 حَدَّثَنَا بَهْزٌ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالاَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ جَبَلَةَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبًا مِنْ ثِيَابِهِ مِنْ مَخِيلَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 4806) dengan redaksi:
(25) 4806 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ وَحَجَّاجٌ قَالَ حَدَّثَنِي شُعْبَةُ سَمِعْتُ مُسْلِمَ بْنَ يَنَّاقٍ يُحَدِّثُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ رَأَى رَجُلاَ يَجُرُّ إِزَارَهُ فَقَالَ مِمَّنْ أَنْتَ فَانْتَسَبَ لَهُ فَإِذَا رَجُلٌ مِنْ بَنِى لَيْثٍ فَعَرَفَهُ ابْنُ عُمَرَ فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأُذُنَيَّ هَاتَيْنِ يَقُولُ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ لاَ يُرِيدُ بِذَلِكَ إِلاَ الْمَخِيلَةَ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Abdullah ibn Umar menyaksikan seseorang yang memanjangkan sarungnya. Ia (Ibn Umar) bertanya: Dari suku mana anda? Ternyata ia dari suku Laits. Ibn Umar berkata: Saya mendengar denang kedua telinga saya Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 4811) dengan redaksi:
(26) 4811 حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ قَالَ وَجَدْتُ هَذِهِ الاَحَادِيثَ فِي كِتَابِ أَبِي بِخَطِّ يَدِهِ وَهُوَ إِلَى حَدِيثِ إِسْحَاقَ بْنِ يُوسُفَ الاَزْرَقِ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ جَبَلَةَ بْنِ سُحَيْمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبًا مِنْ ثِيَابِهِ مَخِيلَةً لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 4941) dengan redaksi:
(27) 4941 حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي يَجُرُّ إِزَارَهُ أَوْ ثَوْبَهُ شَكَّ يَحْيَى مِنَ الْخُيَلاَءِ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya atau sarungnya (keraguan ada pada perawi Yahya) untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 4997) dengan redaksi:
(28) 4997 حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا حَنْظَلَةُ عَنْ سَالِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5088) dengan redaksi:
(29) 5088 حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنِ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي سَالِمٌ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَجُرُّ إِزَارَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ خُسِفَ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الاَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia dihinakan kerenanya dan dia terlonta-lonta di muka bumi sampai hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5122) dengan redaksi:
(30) 5122 حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ يَحْيَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ ثَوْبَانَ مَوْلَى بَنِي زُهْرَةَ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى الَّذِي يَجُرُّ إِزَارَهُ خُيَلاَءَ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5182) dengan redaksi:
(31) 5182 حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الَّذِي يَجُرُّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5203) dengan redaksi:
(32) 5203 حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ يَقُولُ أَمَرْتُ مُسْلِمَ بْنَ يَسَارٍ مَوْلَى نَافِعِ بْنِ عَبْدِ الْحَارِثِ أَنْ يَسْأَلَ ابْنَ عُمَرَ وَأَنَا جَالِسٌ بَيْنَهُمَا مَا سَمِعْتَ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَنْ جَرَّ إِزَارَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ شَيْئًا فَقَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Muhammad ibn Abbad ibn Ja’far berkata: Saya menyuruh Muslim ibn Yasar maula Nafi’ ibn Harits untuk menanyakan kepada Abdullah ibn Umar. Waktu itu saya duduk di antara keduanya. Apakah anda pernah mendengar sabda Nabi perihal orang yang memanjangkan sarungnya lantaran pamer. Ia (Ibn Umar) berkata: Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Orang tersebut tidak akan dilihat Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5276) dengan redaksi:
(33) 5276 حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ جَبَلَةَ بْنِ سُحَيْمٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبًا مِنْ ثِيَابِهِ مَخِيلَةً فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5515) dengan redaksi:
(34) 5515 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الَّذِي يَجُرُّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5541) dengan redaksi:
(35) 5541 حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي جَبَلَةُ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبًا مِنْ ثِيَابِهِ مِنَ الْمَخِيلَةِ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5849) dengan redaksi:
(36) 5849 حَدَّثَنَا مَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا حَنْظَلَةُ سَمِعْتُ سَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5875) dengan redaksi:
(37) 5875 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ جَبَلَةَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 6153) dengan redaksi:
(38) 6153 حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَارِثِ عَنْ حَنْظَلَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ تَعَالَى إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Malik (jami’: 1423) dengan redaksi:
(39) 1423 و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الَّذِي يَجُرُّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Malik (jami’: 1425) dengan redaksi:
(40) 1425 و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ وَزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ كُلُّهُمْ يُخْبِرُهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ يَجُرُّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dari semua hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar di atas dapat dicermati bahwa ancaman Nabi saw, bagi orang yang berpakaian isbal yang tidak akan dilihat oleh Allah sekiranya disebabkan “pamer” dan “kesombongan”

3. Hadis Abdullah ibn Umar
Hadis lain yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar yang dikeluarkan oleh Bukhari (ahadits anbiya’: 3226) (libas: 5344). Turmudzi (sifat qiyamah: 2415). Nasai (zinah: 5231). Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5088).
Dikeluarkan oleh Bukhari (ahadits anbiya’: 3226) dengan redaksi:
(41) 3226 حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُاللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنِ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي سَالِمٌ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ حَدَّثَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَجُرُّ إِزَارَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ خُسِفَ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الاَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia dihinakan kerenanya dan dia terlonta-lonta di muka bumi sampai hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5344) dengan redaksi:
(42) 5344 حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُالرَّحْمَنِ بْنُ خَالِدٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِاللَّهِ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ يَجُرُّ إِزَارَهُ إِذْ خُسِفَ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلَّلُ فِي الاَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia dihinakan kerenanya dan dia terlonta-lonta di muka bumi sampai hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Turmudzi (sifat qiyamah: 2415) dengan redaksi:
(43) 2415 حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو الاَحْوَصِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَرَجَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فِي حُلَّةٍ لَهُ يَخْتَالُ فِيهَا فَأَمَرَ اللَّهُ الاَرْضَ فَأَخَذَتْهُ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِيهَا أَوْ قَالَ يَتَلَجْلَجُ فِيهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia dihinakan kerenanya dan dia terlonta-lonta di muka bumi sampai hari kiamat. Abu Isa (Turmudzi) menilai hadis ini hasan shahih.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5231) dengan redaksi:
(44) 5231 أَخْبَرَنَا وَهْبُ بْنُ بَيَانٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ سَالِمًا أَخْبَرَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ يَجُرُّ إِزَارَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ خُسِفَ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الاَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia dihinakan kerenanya dan dia terlonta-lonta di muka bumi sampai hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5088) dengan redaksi:
(45) 5088 حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنِ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي سَالِمٌ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَجُرُّ إِزَارَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ خُسِفَ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الاَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang memanjangkan pakaiannya untuk pamer maka dia dihinakan kerenanya dan dia terlonta-lonta di muka bumi sampai hari kiamat.
Dari semua hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar di atas dapat dicermati bahwa ancaman Nabi saw, bagi orang yang berpakaian isbal yang tidak akan dilihat oleh Allah sekiranya disebabkan “pamer” dan “kesombongan”

4. Hadis Abu Sa’id al Khudri
Hadis Abu Sa’id al Khudri dikeluarkan oleh Abu Daud (libas: 3570). Ibn Majah (libas: 3563). Ahmad (baqi musnad muktsirin: 10587, 10604, 10826, 10970, 11063, 11489). Malik (jami’: 1426).
Dikeluarkan oleh Abu Daud (libas: 3570) dengan redaksi:
(46) 3570 حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ عَنِ الاَزَارِ فَقَال عَلَى الْخَبِيرِ سَقَطْتَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِزْرَةُ الْمُسْلِمِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ وَلاَ حَرَجَ أَوْ لاَ جُنَاحَ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ مَا كَانَ أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فَهُوَ فِي النَّارِ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ
Dari Ala’ ibn Abdurrahman dari bapaknya: Saya bertanya kepada Abu Sa’id al Khudri perihal sarung. Sepontan dia balas bertanya: Apakah sampai menyentuh bumi? Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Sarungnya seorang muslim sampai batas tengah betisnya, dan tidak masalah bila dalam batas antara tengah betisnya dan kedua mata kakinya. Maka apa saja yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka. Barangsiapa yang memanjangkan pakaiannya lantaran sombong maka Allah tidak melihat dia (di hari kiamat).
Dikeluarkan oleh Ibn Majah (libas: 3563) dengan redaksi:
(47) 3563 حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ لاَبِي سَعِيدٍ هَلْ سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا فِي الاَزَارِ قَالَ نَعَمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِزْرَةُ الْمُؤْمِنِ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ لاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ وَمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فِي النَّارِ يَقُولُ ثَلاَثًا لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Dari Ala’ ibn Abdurrahman dari bapaknya: Saya bertanya kepada Abu Sa’id al Khudri apakah anda mendengar suatu hadis perihal sarung. Ia (Abu Sa’id) menjawab: Ya. Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Sarungnya seorang mukmin sampai batas tengah betisnya, dan tidak masalah bila dalam batas antara tengah betisnya dan kedua mata kakinya. Maka apa saja yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka (diucapkan tiga kali). Allah tidak melihat orang yang memanjangkan pakaiannya lantaran sombong.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 10587) dengan redaksi:
(48) 10587 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ سُئِلَ عَنِ الاَزَارِ فَقَالَ عَلَى الْخَبِيرِ سَقَطْتَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِزْرَةُ الْمُؤْمِنِ إِلَى أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ لاَ جُنَاحَ أَوْ لاَ حَرَجَ عَلَيْهِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ مَا كَانَ أَسْفَلَ مِنْ ذَلِكَ فَهُوَ فِي النَّارِ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Dari Ala’ ibn Abdurrahman dari bapaknya: Saya bertanya kepada Abu Sa’id al Khudri perihal sarung. Sepontan dia balas bertanya: Apakah sampai menyentuh bumi? Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Sarungnya seorang muslim sampai batas tengah betisnya, dan tidak masalah bila dalam batas antara tengah betisnya dan kedua mata kakinya. Maka apa saja yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka. Barangsiapa yang memanjangkan pakaiannya lantaran sombong maka Allah tidak melihat dia (di hari kiamat).
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 10604) dengan redaksi:
(49) 10604 حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ هَلْ سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الاَزَارِ شَيْئًا قَالَ نَعَمْ تَعَلَّمْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ إِزْرَةُ الْمُؤْمِنِ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ لاَ جُنَاحَ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ وَمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ هُوَ فِي النَّارِ يَقُولُهَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
Dari Ala’ ibn Abdurrahman dari bapaknya: Saya bertanya kepada Abu Sa’id al Khudri apakah anda mendengar suatu hadis perihal sarung. Ia (Abu Sa’id) menjawab: Ya. Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Sarungnya seorang mukmin sampai batas tengah betisnya, dan tidak masalah bila dalam batas antara tengah betisnya dan kedua mata kakinya. Maka apa saja yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka (diucapkan tiga kali.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 10826) dengan redaksi:
(50) 10826 حَدَّثَنَا يَعْلَى بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ إِسْحَاقَ عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِزْرَةُ الْمُؤْمَنِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَمَا كَانَ إِلَى الْكَعْبِ فَلاَ بَأْسَ وَمَا كَانَ تَحْتَ الْكَعْبِ فَفِي النَّارِ
Dari Abu Sa’id al Khudri, Nabi saw, bersabda: Sarungnya seorang mukmin sampai batas tengah betisnya, dan tidak masalah bila dalam batas antara tengah betisnya dan kedua mata kakinya. Maka apa saja yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 10970) dengan redaksi:
(51) 10970 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ الْعَلاَءَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ عَنِ الاَزَارِ فَقَالَ عَلَى الْخَبِيرِ سَقَطْتَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِزْرَةُ الْمُسْلِمِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ وَلاَ حَرَجَ أَوْ لاَ جُنَاحَ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ فَمَا كَانَ أَسْفَلَ مِنْ ذَلِكَ فَفِي النَّارِ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ
Dari Ala’ ibn Abdurrahman dari bapaknya: Saya bertanya kepada Abu Sa’id al Khudri perihal sarung. Sepontan dia balas bertanya: Apakah sampai menyentuh bumi? Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Sarungnya seorang muslim sampai batas tengah betisnya, dan tidak masalah bila dalam batas antara tengah betisnya dan kedua mata kakinya. Maka apa saja yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka. Barangsiapa yang memanjangkan pakaiannya lantaran sombong maka Allah tidak melihat dia (di hari kiamat).
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 11063) dengan redaksi:
(52) 11063 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ إِسْحَاقَ عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِزْرَةُ الْمُسْلِمِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَمَا كَانَ إِلَى الْكَعْبِ فَلاَ بَأْسَ وَمَا تَحْتَ الْكَعْبِ فَفِي النَّارِ
Dari Abu Sa’id al Khudri, Nabi saw, bersabda: Sarungnya seorang mukmin sampai batas tengah betisnya, dan tidak masalah bila dalam batas antara tengah betisnya dan kedua mata kakinya. Maka apa saja yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 11489) dengan redaksi:
(53) 11489 حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنِي الْعَلاَءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ عَنِ الاَزَارِ فَقَالَ عَلَى الْخَبِيرِ سَقَطْتَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِزْرَةُ الْمُؤْمِنِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ وَلاَ حَرَجَ أَوْ لاَ جُنَاحَ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ مَا كَانَ أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فَهُوَ فِي النَّارِ وَمَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ
Dari Ala’ ibn Abdurrahman dari bapaknya: Saya bertanya kepada Abu Sa’id al Khudri perihal sarung. Sepontan dia balas bertanya: Apakah sampai menyentuh bumi? Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Sarungnya seorang muslim sampai batas tengah betisnya, dan tidak masalah bila dalam batas antara tengah betisnya dan kedua mata kakinya. Maka apa saja yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka. Barangsiapa yang memanjangkan pakaiannya lantaran sombong maka Allah tidak melihat dia (di hari kiamat).
Dikeluarkan oleh Malik (jami’: 1426) dengan redaksi:
(54) 1426 و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ عَنِ الاَزَارِ فَقَالَ أَنَا أُخْبِرُكَ بِعِلْمٍ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِزْرَةُ الْمُؤْمِنِ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ لاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ مَا أَسْفَلَ مِنْ ذَلِكَ فَفِي النَّارِ مَا أَسْفَلَ مِنْ ذَلِكَ فَفِي النَّارِ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا
Dari Ala’ ibn Abdurrahman dari bapaknya: Saya bertanya kepada Abu Sa’id al Khudri perihal sarung. Ia (Abu Sa’id) berkata: Saya mendengar Nabi saw, bersabda: Sarungnya seorang mukmin sampai batas tengah betisnya, dan tidak masalah bila dalam batas antara tengah betisnya dan kedua mata kakinya. Maka apa saja yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka. Barangsiapa yang memanjangkan pakaiannya lantaran sombong maka Allah tidak melihat dia (di hari kiamat).
Dari semua hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah di atas dapat dicermati bahwa ancaman Nabi saw, bagi orang yang berpakaian isbal yang tidak akan dilihat oleh Allah sekiranya disebabkan “pamer” dan “kesombongan”

Sampai Batas Mana Pakain Muslim
Dalam hal ini secara rinci Nabi saw, memberikan bimbingan agar pakaian tidak melampaui batas mata kaki . Hadisnya dikeluarkan oleh Khudzaifah ibn Yaman dan Abdullah ibn Umar
Hadis Khudzaifah ibn Yaman dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5234). Turmudzi (libas: 1705). Ibn Majah (libas: 3562).
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5234) dengan redaksi:
(55) 5234 أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ قُدَامَةَ عَنْ جَرِيرٍ عَنِ الاَعْمَشِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ نُذَيْرٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْضِعُ الاَزَارِ إِلَى أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ وَالْعَضَلَةِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَأَسْفَلَ فَإِنْ أَبَيْتَ فَمِنْ وَرَاءِ السَّاقِ وَلاَ حَقَّ لِلْكَعْبَيْنِ فِي الاَزَارِ
Dari Khudzaifah, Nabi saw, bersabda: Batas sarung sampai pada tengah betis dan otot. Bilamana anda enggan maka lebih rendah atau lebih rendah lagi selagi tidak sampai pada kedua mata kaki (yakni dalam pemakaian sarung).
Dikeluarkan oleh Turmudzi (libas: 1705) dengan redaksi:
(56) 1705 حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو الاَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ نَذِيرٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَضَلَةِ سَاقِي أَوْ سَاقِهِ فَقَالَ هَذَا مَوْضِعُ الاَزَارِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَأَسْفَلَ فَإِنْ أَبَيْتَ فَلاَ حَقَّ لِلاَزَارِ فِي الْكَعْبَيْنِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ رَوَاهُ الثَّوْرِيُّ وَشُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ
Dari Khudzaifah, Nabi saw, bersabda: Batas sarung sampai pada tengah betis dan otot. Bilamana anda enggan maka lebih rendah atau lebih rendah lagi selagi tidak sampai pada kedua mata kaki (yakni dalam pemakaian sarung). Abu Isa (Turmudzi) menilai hadis ini hasan shahih. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Tsauri dan Syu’bah dari Abu Ishak.
Dikeluarkan oleh Ibn Majah (libas: 3562) dengan redaksi:
(57) 3562 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو الاَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ نُذَيْرٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَسْفَلِ عَضَلَةِ سَاقِي أَوْ سَاقِهِ فَقَالَ هَذَا مَوْضِعُ الاَزَارِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَأَسْفَلَ فَإِنْ أَبَيْتَ فَأَسْفَلَ فَإِنْ أَبَيْتَ فَلاَ حَقَّ لِلاَزَارِ فِي الْكَعْبَيْنِ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ حَدَّثَنِي أَبُو إِسْحَقَ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ نُذَيْرٍ عَنْ حُذَيْفَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
Dari Khudzaifah, Nabi saw, bersabda: Batas sarung sampai pada tengah betis dan otot. Bilamana anda enggan maka lebih rendah atau lebih rendah lagi selagi tidak sampai pada kedua mata kaki (yakni dalam pemakaian sarung). Hadis serupa ini juga diriwayatkan oleh Ali inb Muhammad dari Sufyan ibn Uyainah dari Abu Ishak dari Muslim ibn Nudzair dari Khudzaifah dari Nabi saw.
Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3892). Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5981).
Dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3892) dengan redaksi:
(58) 3892 حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَاقِدٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ مَرَرْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي إِزَارِي اسْتِرْخَاءٌ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ ارْفَعْ إِزَارَكَ فَرَفَعْتُهُ ثُمَّ قَالَ زِدْ فَزِدْتُ فَمَا زِلْتُ أَتَحَرَّاهَا بَعْدُ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ إِلَى أَيْنَ فَقَالَ أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ
Ibn Umar berkata: Saya berjalan melintasi Nabi saw, dan pakaian saya memanjang. Maka Nabi saw, bersabda: Wahai Abdullah, angkat sarungmu. Saya pun mengangkatnya. Lalu Nabi saw, bersabda: Angkat lagi. Maka saya mengangkatnya lagi. Sejak itu saya selalu menjaganya. Sebagian umat bertanya: Sampai batas mana? Katanya: Sampai batas tengah betis.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5981) dengan redaksi:
(59) 5981 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الطُّفَاوِيُّ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيَّ إِزَارٌ يَتَقَعْقَعُ فَقَالَ مَنْ هَذَا قُلْتُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنْتَ عَبْدَ اللَّهِ فَارْفَعْ إِزَارَكَ فَرَفَعْتُ إِزَارِي إِلَى نِصْفِ السَّاقَيْنِ فَلَمْ تَزَلْ إِزْرَتَهُ حَتَّى مَاتَ
Ibn Umar berkata: Saya menghadap kepada Nabi saw, dengan berpakaian yang kedengaran suaranya. Nabi saw, bersabda: Siapa dia. Katanya: Saya, Abdullah ibn Umar. Nabi saw, bersabda: Sekiranya anda betul-betul Abdullah (hamba Allah) maka angkatlah sarungmu. Maka saya mengangkatnya sampai batas tengah betis. Itulah pakaian dia sampai meninggal dunia.

Keumuman Larangan Pakaian Cingkrang
Ditemukan larangan mengenakan cingkrang yang sifatnya mutlak sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Ibn Abbas, Samurah ibn Jundub, Aisyah dan Ibn Umar.
Hadis Abu Hurairah dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5341). Nasai (zinah: 5236). Ahmad (baqi musnad muktsirin: 7519, 8951, 9555, 10151).
Dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5341) dengan redaksi:
(60) 5341 حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الاِزَارِ فَفِي النَّارِ
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Pakaian apa saja yang berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5236) dengan redaksi:
(61) 5236 أَخْبَرَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ وَقَدْ كَانَ يُخْبِرُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الاِزَارِ فَفِي النَّارِ
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Pakaian apa saja yang berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 7519) dengan redaksi:
(62) 7519 حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الاَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ يَعْقُوبَ أَوِ ابْنِ يَعْقُوبَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِزْرَةُ الْمُؤْمِنِ إِلَى عَضَلَةِ سَاقَيْهِ ثُمَّ إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ ثُمَّ إِلَى كَعْبَيْهِ فَمَا كَانَ أَسْفَلَ مِنْ ذَلِكَ فِي النَّارِ
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Pakaian seorang mukmin sampai otot betisnya atau sampai tengah betisnya, segala sesuatu yang melebihi (mata kaki) maka tempatnya di neraka.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 8951) dengan redaksi:
(63) 8951 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فَفِي النَّارِ يَعْنِي الاِزَارَ
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Pakaian apa saja yang berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 9555) dengan redaksi:
(64) 9555 حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ قَالَ شُعْبَةُ سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيَّ بَعْدَمَا كَبِرَ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَسْفَلُ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الاِزَارِ فِي النَّارِ
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Pakaian apa saja yang berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka.
Dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad muktsirin: 10151) dengan redaksi:
(65) 10151 حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ مَوْلَى الْحُرَقَةِ قَالَ أَبِي وَهُوَ أَبُو الْعَلاَءِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِزْرَةُ الْمُؤْمِنِ مِنْ أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ فَأَسْفَلَ مِنْ ذَلِكَ إِلَى مَا فَوْقَ الْكَعْبَيْنِ فَمَا كَانَ مِنْ أَسْفَلَ مِنْ ذَلِكَ فَفِي النَّارِ
Dari Abu Hurairah, Nabi saw, bersabda: Pakaian seorang mukmin sampai otot betisnya atau sampai tengah betisnya, segala sesuatu yang melebihi (mata kaki) maka tempatnya di neraka.
Hadis Ibn Abbas:
(66) قَالَ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: كُلُّ شَيْئٍ جَاوَزَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الاِزَارِ فِى النَّارِ (صحيح الجامع: 4532)
Dari Ibn Abbas, Nabi saw, bersabda: Setiap pakaian yang melebihi mata kaki tempatnya di neraka. (Shahih al Jami’: 4532).
Hadis serupa di atas juga diriwayatkan oleh Samurah ibn Jundub.
Hadis Aisyah dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5455, 5435, 5469.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5455) dengan redaksi:
(67) 5455 حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا بْنُ عَدِيٍّ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَسَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُلَّةً مِنْ حُلَلِ السِّيَرَاءِ أَهْدَاهَا لَهُ فَيْرُوزُ فَلَبِسْتُ الاِزَارَ فَأَغْرَقَنِي طُولاً وَعَرْضًا فَسَحَبْتُهُ وَلَبِسْتُ الرِّدَاءَ فَتَقَنَّعْتُ بِهِ فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَاتِقِي فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ ارْفَعِ الاِزَارَ فَإِنَّ مَا مَسَّتِ الأَرْضُ مِنَ الاِزَارِ إِلَى مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فِي النَّارِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ فَلَمْ أَرَ إِنْسَانًا قَطُّ أَشَدَّ تَشْمِيرًا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
Abdullah ibn Umar berkata: Saya diberi pakaian oleh Nabi saw, pakaian yang memiliki dua lipatan berhias sutra yang pernah dihadiahkan oleh Fairuz kepada beliau. Maka saya mengenakan sarung namun terlalu lebar buat ukuran saya yang akhirnya saya selimutkan sehingga seperti orang yang mengenakan selendang yang membuat kepala dan wajah saya tertutupi olehnya. Maka Nabi saw, memegang pundak saya seraya bersabda: Wahai Abdullah, angkatlah sarungmu. Sesungguhnya pakaian apa saja yang menyentuh bumi sampai pada batas di bawah mata kaki tempatnya di neraka. Abdullah ibn Muhammad berkata: Saya tidak pernah melihat seorang pun yang lebih mengangkat pakaiannya dari pada Abdullah ibn Umar.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5435) dengan redaksi:
(68) 5435 حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عَقِيلٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَسَاهُ حُلَّةً سِيَرَاءَ وَكَسَا أُسَامَةَ قُبْطِيَّتَيْنِ ثُمَّ قَالَ مَا مَسَّ الأَرْضَ فَهُوَ فِي النَّارِ
Abdullah ibn Aqil berkata: Nabi saw, memberi Abdullah ibn Umar dan Usamah pakaian yang memiliki dua lipatan berhias sutra kemudian bersabda: Sesungguhnya pakaian apa saja yang menyentuh bumi tempatnya di neraka.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5469) dengan redaksi:
(69) 5469 حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ كَسَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُبْطِيَّةً وَكَسَا أُسَامَةَ حُلَّةً سِيَرَاءَ قَالَ فَنَظَرَ فَرَآنِي قَدْ أَسْبَلْتُ فَجَاءَ فَأَخَذَ بِمَنْكِبِي وَقَالَ يَا ابْنَ عُمَرَ كُلُّ شَيْءٍ مَسَّ الأَرْضَ مِنَ الثِّيَابِ فَفِي النَّارِ قَالَ فَرَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَتَّزِرُ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ
Abdullah ibn Muhammad ibn Aqil berkata: Saya mendengar Abdullah ibn Umar berkata: Nabi saw, memberi saya dan Usamah pakaian yang memiliki dua lipatan berhias sutra. Ketika Nabi saw, melihat saya mengenakan pakaian isbal, beliau memegang pundak saya seraya bersabda: Wahai Ibn Umar, segala bentuk pakaian yang menyentuh bumi tempatnya di neraka. Abdullah ibn Muhammad berkata: Saya melihat Ibn Umar mengenakan sarung sampai batas tengah betisnya.
Hadis Ibn Abbas:
(70) قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: مَا خَلْفَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الاِزَارِ فِى النَّارِ (صحيح الجامع 5618)
Nabi saw, bersabda: Pakaian apa saja yang berada di balik (bawah) mata kaki tempatnya di neraka. (Shahih al Jami’: 5618).

Sebagaian ada yang berpendapat: Selagi ada taqyid maka taqyid yang dikedepankan terhadap kemutlakan hadis. Bilamana keumuman yang dikedepankan maka kandungan hadis mencakup baik pakaian laki-laki maupun perempuan. Padahal para wanita pakaian shalatnya selalu dibawa mata kaki.
Bilamana pakaian isbal menyebabkan batalnya shalat, maka harus dicermati apakah subtansinya karena menutupi mata kaki atau faktor najisnya. Tentu karena faktor najisnya. Sebab telah ada hadis shahih yang menjelaskan kebolehan shalat dengan mengenakan kaos kaki dan sepatu stewel (boot).
Bilamana dibidik dengan pendekatan kontekstual, maka pernyataan Nabi saw, di atas tidaklah berlebihan. Beberapa faktor yang dipaparkan hadis memberi penjelasan kepada kita, siapa di antara para shahabat yang memiliki dua pakaian. Nasihat Nabi saw, sekiranya pakaian yang dimiliki sempit supaya disarungkan dan apabila longgar supaya diikat antara kedua ujung atasnya. Nabi saw, saja seumur hidup dikhabarkan hanya mempunyai dua jubah. Lagi dalam hadis ditemukan seorang sahabat yang meninggal dunia tidak memiliki kain kafan kecuali satu lembar yang sempit. Sekiranya dipergunakan untuk menutupi bagian atas (kepala) maka bagian bawah (kaki) tampak atau sebaliknya. Maka Nabi saw, memberikan solusi untuk dikafankan pada bagian atasnya. Dari berbagai informasi di atas dapat difahami bahwa pakaian isbal atau pakaian rangkap atau surban yang berlebihan atau pakaian yang bercorak mencolok merupakan sikap kesombongan. Mereka itulah yang diancam neraka.

Shalat Dengan Mengenakan Kaus Kaki
Ditemukan tuntunan laki-laki boleh melaksanakan shalat dan pakaian keseharian dengan mengenakan kaus kaki. Hadis ini dipakai mempertajam pemaknaan bahwa substansi isbal yang dilarang bukanlah menutupi mata kaki, melainkan adanya sikap sombong, pamer, berlebihan, najis dan penyerupaan terhadap pakaian wanita.
Hadis yang menjelaskan kebolehan mengenakan kaus kaki baik dalam shalat maupun pakaian keseharian diriwayatkan oleh Mughirah ibn Syu’bah yang dikeluarkan oleh Turmudzi (thaharah: 92). Abu Daud (thaharah: 137). Nasai (thaharah: 125). Ibn Majah (thaharah: 552) dan Ahmad (musnad kufiyyin: 17496).
Dikeluarkan oleh Turmudzi (thaharah: 92) dengan redaksi:
(71) 92 حَدَّثَنَا هَنَّادٌ وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ قَالاَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي قَيْسٍ عَنْ هُزَيْلِ بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنِ الْمُغِيرَةِ ابْنِ شُعْبَةَ قَالَ تَوَضَّأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Mughirah ibn Syu’bah berkata: Nabi saw, wudhu dan beliau mengusap kaus kaki dan sandalnya. Abu Isa (Turmudzi) menilai hadis ini hasan shahih.
Dikeluarkan oleh Nasai (thaharah: 125) dengan redaksi:
(72) 125 أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي قَيْسٍ عَنْ هُذَيْلِ بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ
Mughirah ibn Syu’bah berkata: Nabi saw, wudhu dan beliau mengusap kaus kaki dan sandalnya.
Dikeluarkan oleh Abu Daud (thaharah: 137) dengan redaksi:
(73) 137 حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ عَنْ وَكِيعٍ عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ عَنْ أَبِي قَيْسٍ الأَوْدِيِّ هُوَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَرْوَانَ عَنْ هُزَيْلِ بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ
Dikeluarkan oleh Ibn Majah (thaharah: 552) dengan redaksi:
(74) 552 حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي قَيْسٍ الأَوْدِيِّ عَنِ الْهُزَيْلِ بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنِ الْمُغِيرَةِ ابْنِ شُعْبَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ
Mughirah ibn Syu’bah berkata: Nabi saw, wudhu dan beliau mengusap kaus kaki dan sandalnya.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad kufiyyin: 17496) dengan redaksi:
(75) 17496 حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي قَيْسٍ عَنْ هُذَيْلِ بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ
Mughirah ibn Syu’bah berkata: Nabi saw, wudhu dan beliau mengusap kaus kaki dan sandalnya.
Hadis yang menjelaskan kebolehan mengenakan kaus kaki baik dalam shalat maupun pakaian keseharian juga diriwayatkan oleh Abu Musa al Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibn Majah (thaharah: 553) dengan redaksi:
(76) 553 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ مَنْصُورٍ وَبِشْرُ بْنُ آدَمَ قَالاَ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ عِيسَى بْنِ سِنَانٍ عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَرْزَبٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ
Abu Musa al Asy’ari berkata: : Nabi saw, wudhu dan beliau mengusap kaus kaki dan sandalnya.
Shalat Dengan Mengenakan Stewel (Sepatu Boot)
Hadis yang menjelaskan kebolehan mengenakan sepatu stewel (boot) baik dalam shalat maupun pakaian keseharian diriwayatkan oleh Khuzaimah ibn Tsabit yang dikeluarkan oleh Turmudzi (thaharah: 88). Abu Daud (thaharah: 135). Ahmad (musnad anshar: 20849, 20870).
Dikeluarkan oleh Turmudzi (thaharah: 88) dengan redaksi:
(77) 88 حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْجَدَلِيِّ عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَ لِلْمُسَافِرِ ثَلاَثَةٌ وَلِلْمُقِيمِ يَوْمٌ
Khuzaimah ibn Tsabit berkata: Nabi saw, ditanya perihal mengusap sepatu stewel (boot), maka Nabi saw, menjawab: Bagi musafir (bepergian) selama tiga hari dan bagi mukim (yang tidak bepergian) selama satu hari.
Dikeluarkan oleh Abu Daud (thaharah: 135) dengan redaksi:
(78) 135 حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ وَحَمَّادٌ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْجَدَلِيِّ عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَسْحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ لِلْمُسَافِرِ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَلِلْمُقِيمِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ
Dari Khuzaimah ibn Tsabit, Nabi saw, bersabda: Mengusap sepatu stewel (boot) bagi musafir (bepergian) selama tiga hari dan bagi mukim (yang tidak bepergian) selama satu hari.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad anshar: 20849) dengan redaksi:
(79) 20849 حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا هِشَامٌ الدَّسْتُوَائِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْجَدَلِيِّ عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ يَمْسَحُ الْمُسَافِرُ عَلَى الْخُفَّيْنِ ثَلاَثَ لَيَالٍ وَالْمُقِيمُ يَوْمًا وَلَيْلَةً
Dari Khuzaimah ibn Tsabit, Nabi saw, bersabda: Mengusap sepatu stewel (boot) bagi musafir (bepergian) selama tiga hari dan bagi mukim (yang tidak bepergian) selama satu hari.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad anshar: 20870) dengan redaksi:
(80) 20870 حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي حَكَمٌ وَحَمَّادٌ سَمِعَا إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْجَدَلِيِّ عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ رَخَّصَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ لِلْمُسَافِرِ وَيَوْمًا وَلَيْلَةً لِلْمُقِيمِ
Khuzaimah ibn Tsabit berkata: Nabi saw, memberi keringanan mengusap sepatu stewel (boot) bagi musafir (bepergian) selama tiga hari dan bagi mukim (yang tidak bepergian) selama satu hari.
Hadis yang menjelaskan kebolehan mengenakan sepatu stewel (boot) baik dalam shalat maupun pakaian keseharian juga diriwayatkan oleh Shafwan ibn Assal yang dikeluarkan oleh Nasai (thaharah: 126, 127, 158, 159). Turmudzi (thaharah: 89). Ibn Majah (thaharah: 471).
Dikeluarkan oleh Nasai (thaharah: 126) dengan redaksi:
(81) 126 أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ زِرٍّ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ قَالَ رَخَّصَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كُنَّا مُسَافِرِينَ أَنْ لاَ نَنْزِعَ خِفَافَنَا ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ
Shafwan ibn Assal berkata: Nabi saw, memberi kami keringanan dalam bepergian untuk tidak melepas sepatu stewel (boot) selama tiga hari.
Dikeluarkan oleh Nasai (thaharah: 127) dengan redaksi:
(82) 127 أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الرُّهَاوِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَمَالِكُ بْنُ مِغْوَلٍ وَزُهَيْرٌ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ وَسُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ زِرٍّ قَالَ سَأَلْتُ صَفْوَانَ بْنَ عَسَّالٍ عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا إِذَا كُنَّا مُسَافِرِينَ أَنْ نَمْسَحَ عَلَى خِفَافِنَا وَلاَ نَنْزِعَهَا ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ إِلاَّ مِنْ جَنَابَةٍ
Zirrin berkata: Saya bertanya Shafwan ibn Assal perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Shofwan ibn Assal) berkata: Nabi saw, memerintah kami ketika bepergian untuk mengusap sepatu stewel dan tidak melepasnya selama tiga hari. Baik saat buang hajat maupun tidur, kecuali saat mandi junub.
Dikeluarkan oleh Nasai (thaharah: 158) dengan redaksi:
(83) 158 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَاصِمٍ أَنَّهُ سَمِعَ زِرَّ بْنَ حُبَيْشٍ يُحَدِّثُ قَالَ أَتَيْتُ رَجُلاً يُدْعَى صَفْوَانَ بْنَ عَسَّالٍ فَقَعَدْتُ عَلَى بَابِهِ فَخَرَجَ فَقَالَ مَا شَأْنُكَ قُلْتُ أَطْلُبُ الْعِلْمَ قَالَ إِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ فَقَالَ عَنْ أَيِّ شَيْءٍ تَسْأَلُ قُلْتُ عَنِ الْخُفَّيْنِ قَالَ كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ أَمَرَنَا أَنْ لاَ نَنْزِعَهُ ثَلاَثًا إِلاَّ مِنْ جَنَابَةٍ وَلَكِنْ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ
Zirrin ibn Hubaisy berkata: Saya menghadap kepada seseorang yang disebut Shafwan ibn Assal. Saya duduk pada pintu rumahnya. Ia pun keluar dan berkata: Hendak apa kamu? Saya menjawab: Saya hendak menuntut ilmu. Ia berkata: Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu sebagai ridha. Ia berkata: Kamu akan menanyakan masalah apa? Saya berkata: Perihal sepatu stewel (boot). Ia (Shafwan) berkata: Ketika kami bersama Nabi dalam bepergian, beliau memerintah kami untuk tidak melepas sepatu stewel (boot) selama tiga hari baik saat buang hajat maupun tidur, kecuali saat mandi junub.
Dikeluarkan oleh Nasai (thaharah: 159) dengan redaksi:
(84) 159 أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ وَإِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ قَالاَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ زِرٍّ قَالَ قَالَ صَفْوَانُ بْنُ عَسَّالٍ كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ أَمَرَنَا أَنْ لاَ نَنْزِعَهُ ثَلاَثًا إِلاَّ مِنْ جَنَابَةٍ وَلَكِنْ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ
Shafwan ibn Assal berkata: Ketika kami bersama Nabi dalam bepergian, beliau memerintah kami untuk tidak melepas sepatu stewel (boot) selama tiga hari baik saat buang hajat maupun tidur, kecuali saat mandi junub.
Dikeluarkan oleh Turmudzi (thaharah: 89) dengan redaksi:
(85) 89 حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو اللأَحْوَصِ عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا إِذَا كُنَّا سَفَرًا أَنْ لاَ نَنْزِعَ خِفَافَنَا ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيهِنَّ إِلاَّ مِنْ جَنَابَةٍ وَلَكِنْ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Shafwan ibn Assal berkata: Ketika kami bersama Nabi dalam bepergian, beliau memerintah kami untuk tidak melepas sepatu stewel (boot) selama tiga hari baik saat buang hajat maupun tidur, kecuali saat mandi junub. Abu Isa (Turmudzi) menilai hadis ini hasan shahih.
Dikeluarkan oleh Ibn Majah (thaharah: 471) dengan redaksi:
(86) 471 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ زِرٍّ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ لاَ نَنْزِعَ خِفَافَنَا ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ إِلاَّ مِنْ جَنَابَةٍ لَكِنْ مِنْ غَائِطٍ وَبَوْلٍ وَنَوْمٍ
Shafwan ibn Assal berkata: Ketika kami bersama Nabi dalam bepergian, beliau memerintah kami untuk tidak melepas sepatu stewel (boot) selama tiga hari baik saat buang hajat maupun tidur, kecuali saat mandi junub.
Hadis yang menjelaskan kebolehan mengenakan sepatu stewel (boot) baik dalam shalat maupun pakaian keseharian juga diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib yang dikeluarkan oleh Muslim (thaharah: 414). Nasai (thaharah: 128, 129). Ibn Majah (thaharah: 545). Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 710, 741, 863, 920, 1071, 1181, 1212). Darimi (thaharah: 708).
Dikeluarkan oleh Muslim (thaharah: 414) dengan redaksi:
(87) 414 و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا الثَّوْرِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ الْمُلاَئِيِّ عَنِ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ أَتَيْتُ عَائِشَةَ أَسْأَلُهَا عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَتْ عَلَيْكَ بِابْنِ أَبِي طَالِبٍ فَسَلْهُ فَإِنَّهُ كَانَ يُسَافِرُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْنَاهُ فَقَالَ جَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ لِلْمُسَافِرِ وَيَوْمًا وَلَيْلَةً لِلْمُقِيمِ
Syuraih ibn Hani berkata: Saya bertanya Aisyah perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Aisyah) berkata: Silakan menanyakannya kepada Ali ibn Abi Thalib. Dia yang sering mendampingi kepergian Nabi. Kami pun bertanya kepada Ali. Ia (Ali) berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Nasai (thaharah: 128) dengan redaksi:
(88) 128 أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَنْبَأَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَنْبَأَنَا الثَّوْرِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ الْمُلاَئِيِّ عَنِ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ عَنْ عَلِيٍّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُسَافِرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ وَيَوْمًا وَلَيْلَةً لِلْمُقِيمِ يَعْنِي فِي الْمَسْحِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan dalam hal mengusap sepati stewel (boot) tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Nasai (thaharah: 129) dengan redaksi:
(89) 129 أَخْبَرَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ عَنِ الأَعْمَشِ عَنِ الْحَكَمِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهَا عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَتِ ائْتِ عَلِيًّا فَإِنَّهُ أَعْلَمُ بِذَلِكَ مِنِّي فَأَتَيْتُ عَلِيًّا فَسَأَلْتُهُ عَنِ الْمَسْحِ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ يَمْسَحَ الْمُقِيمُ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَالْمُسَافِرُ ثَلاَثًا
Syuraih ibn Hani berkata: Saya bertanya Aisyah perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Aisyah) berkata: Silakan menanyakannya kepada Ali ibn Abi Thalib. Dia lebih tahu daripada saya. Kami pun bertanya kepada Ali. Ia (Ali) berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Ibn Majah (thaharah: 545) dengan redaksi:
(90) 545 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ قَالَ سَمِعْتُ الْقَاسِمَ بْنَ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَتِ ائْتِ عَلِيًّا فَسَلْهُ فَإِنَّهُ أَعْلَمُ بِذَلِكَ مِنِّي فَأَتَيْتُ عَلِيًّا فَسَأَلْتُهُ عَنِ الْمَسْحِ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ نَمْسَحَ لِلْمُقِيمِ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَلِلْمُسَافِرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ
Syuraih ibn Hani berkata: Saya bertanya Aisyah perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Aisyah) berkata: Silakan menanyakannya kepada Ali ibn Abi Thalib. Dia yang sering mendampingi kepergian Nabi. Kami pun bertanya kepada Ali. Ia (Ali) berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 710) dengan redaksi:
(91) 710 حَدَّثَنَا يَزِيدُ عَنِ الْحَجَّاجِ عَنِ الْحَكَمِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَتْ سَلْ عَلِيًّا فَإِنَّهُ أَعْلَمُ بِهَذَا مِنِّي كَانَ يُسَافِرُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَسَأَلْتُ عَلِيًّا رَضِي اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُسَافِرِ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَلَيَالِيهِنَّ وَلِلْمُقِيمِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ
Syuraih ibn Hani berkata: Saya bertanya Aisyah perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Aisyah) berkata: Silakan menanyakannya kepada Ali ibn Abi Thalib. Dia lebih tahu dari pada saya dan dialah yang sering mendampingi kepergian Nabi. Kami pun bertanya kepada Ali. Ia (Ali) berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 741) dengan redaksi:
(92) 741 حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ وَغَيْرِهِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَتْ سَلْ عَلِيًّا رَضِي اللَّهُ عَنْهُ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَلَيَالِيهِنَّ يَعْنِي لِلْمُسَافِرِ وَيَوْمٌ وَلَيْلَةٌ لِلْمُقِيمِ
Syuraih ibn Hani berkata: Saya bertanya Aisyah perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Aisyah) berkata: Silakan menanyakannya kepada Ali ibn Abi Thalib. Kami pun bertanya kepada Ali. Ia (Ali) berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 863) dengan redaksi:
(93) 863 حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ عَنِ الْحَكَمِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا عَنِ الْمَسْحِ فَقَالَتِ ائْتِ عَلِيًّا رَضِي اللَّهُ عَنْهُ فَهُوَ أَعْلَمُ بِذَلِكَ مِنِّي قَالَ فَأَتَيْتُ عَلِيًّا رَضِي اللَّهُ عَنْهُ فَسَأَلْتُهُ عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ قَالَ فَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ نَمْسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَلِلْمُسَافِرِ ثَلاَثًا
Syuraih ibn Hani berkata: Saya bertanya Aisyah perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Aisyah) berkata: Silakan menanyakannya kepada Ali ibn Abi Thalib. Dia lebih tahu dari pada saya. Kami pun bertanya kepada Ali. Ia (Ali) berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian) dan tiga hari bagi musafir (bepergian).
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 920) dengan redaksi:
(94) 920 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ قَالَ حَدَّثَنِي الْحَكَمُ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ قَالَتْ سَلْ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ فَإِنَّهُ كَانَ يُسَافِرُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ لِلْمُسَافِرِ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَلَيَالِيهِنَّ وَلِلْمُقِيمِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ
Syuraih ibn Hani berkata: Saya bertanya Aisyah perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Aisyah) berkata: Silakan menanyakannya kepada Ali ibn Abi Thalib. Dia yang sering bepergian mendampingi Nabi. Kami pun bertanya kepada Ali. Ia (Ali) berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 1071) dengan redaksi:
(95) 1071 حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ وَعَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ عَنِ الْحَكَمِ عَنِ الْقَاسِمِ ابْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ عَنْ عَلِيٍّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُسَافِرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ وَلِلْمُقِيمِ يَوْمًا وَلَيْلَةً
Ali ibn Abi Thalib berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 1181) dengan redaksi:
(96) 1181 حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ عَنِ الْحَكَمِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ أَتَيْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَسْأَلُهَا عَنِ الْخُفَّيْنِ فَقَالَتْ عَلَيْكَ بِابْنِ أَبِي طَالِبٍ فَاسْأَلْهُ فَإِنَّهُ كَانَ يُسَافِرُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ جَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ لِلْمُسَافِرِ وَيَوْمًا وَلَيْلَةً لِلْمُقِيمِ
Syuraih ibn Hani berkata: Saya bertanya Aisyah perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Aisyah) berkata: Silakan menanyakannya kepada Ali ibn Abi Thalib. Dia yang sering bepergian mendampingi Nabi. Kami pun bertanya kepada Ali. Ia (Ali) berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 1212) dengan redaksi:
(97) 1212 حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَنْبَأَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ عَنِ الْحَكَمِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا عَنِ الْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَقَالَتْ سَلْ عَلِيًّا فَهُوَ أَعْلَمُ بِهَذَا مِنِّي هُوَ كَانَ يُسَافِرُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُ عَلِيًّا رَضِي اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُقِيمِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ وَلِلْمُسَافِرِ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَلَيَالِيهِنَّ
Syuraih ibn Hani berkata: Saya bertanya Aisyah perihal mengusap sepatu stewel (boot). Ia (Aisyah) berkata: Silakan menanyakannya kepada Ali ibn Abi Thalib. Dia lebih tahu dari pada saya dan dialah yang sering bepergian mendampingi Nabi. Kami pun bertanya kepada Ali. Ia (Ali) berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian).
Dikeluarkan oleh Darimi (thaharah: 708) dengan redaksi:
(98) 708 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ عَنِ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ جَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ وَلَيَالِيَهُنَّ لِلْمُسَافِرِ وَيَوْمًا وَلَيْلَةً لِلْمُقِيمِ يَعْنِي الْمَسْحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Nabi saw, memberikan ketentuan tiga hari bagi musafir (bepergian) dan sehari bagi mukim (yang tidak bepergian) yakni dalam hal mengusap sepatu stewel (boot).
Hadis yang menjelaskan kebolehan mengenakan sepatu stewel (boot) baik dalam shalat maupun pakaian keseharian juga diriwayatkan oleh Yahya ibn Ayyub yang dikeluarkan oleh Abu Daud (thaharah: 136). Ibn Majah (thaharah: 550).
Dikeluarkan oleh Abu Daud (thaharah: 136) dengan redaksi:
(99) 136 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ الرَّبِيعِ بْنِ طَارِقٍ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ رَزِينٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ قَطَنٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ عِمَارَةَ قَالَ يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَكَانَ قَدْ صَلَّى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْقِبْلَتَيْنِ أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمْسَحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ قَالَ نَعَمْ قَالَ يَوْمًا قَالَ يَوْمًا قَالَ وَيَوْمَيْنِ قَالَ وَيَوْمَيْنِ قَالَ وَثَلاَثَةً قَالَ نَعَمْ وَمَا شِئْتَ
Ubai ibn Imarah berkata: Yahya ibn Ayyub seorang sahabat yang ikut shalat bersama Nabi menghadap ke dua arah kiblat (Baitul Maqdis dan Ka’bah) berkata: Wahai Nabi, apakah saya cukup mengusap sepatu stewel? Nabi saw, menjawab: Ya. Ia bertanya lagi: Apakah untuk waktu satu hari? Nabi saw, menjawab: Ya. Ia bertanya lagi: Apakah untuk waktu dua hari. Nabi saw, menjawab: Ya. Ia bertanya lagi: Apakah untuk waktu tiga hari? Nabi saw, menjawab: Ya dan sekehendakmu.
Dikeluarkan oleh Ibn Majah (thaharah: 550) dengan redaksi:
(100) 550 حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى وَعَمْرُو بْنُ سَوَّادٍ الْمِصْرِيَّانِ قَالاَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَنْبَأَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ رَزِينٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ قَطَنٍ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ نُسَيٍّ عَنْ أُبَيِّ بْنِ عِمَارَةَ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ صَلَّى فِي بَيْتِهِ الْقِبْلَتَيْنِ كِلْتَيْهِمَا أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْسَحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ قَالَ نَعَمْ قَالَ يَوْمًا قَالَ وَيَوْمَيْنِ قَالَ وَثَلاَثًا حَتَّى بَلَغَ سَبْعًا قَالَ لَهُ وَمَا بَدَا لَكَ
Ubai ibn Imarah berkata: Yahya ibn Ayyub seorang sahabat yang ikut shalat bersama Nabi menghadap ke dua arah kiblat (Baitul Maqdis dan Ka’bah) berkata: Wahai Nabi, apakah saya cukup mengusap sepatu stewel? Nabi saw, menjawab: Ya. Ia bertanya lagi: Apakah untuk waktu satu hari? Nabi saw, menjawab: Ya. Ia bertanya lagi: Apakah untuk waktu dua hari. Nabi saw, menjawab: Ya. Ia bertanya lagi: Apakah untuk waktu tiga hari? Nabi saw, menjawab: Ya. Nabi saw, memberinya peluang sampai tujuh kali dan bersbada dan sekehendakmu.
Hadis yang menjelaskan kebolehan mengenakan sepatu stewel (boot) baik dalam shalat maupun pakaian keseharian juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Ibn Majah (thaharah: 548) dengan redaksi:
(101) 548 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالاَ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ قَالَ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي خَثْعَمٍ الثُّمَالِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الطُّهُورُ عَلَى الْخُفَّيْنِ قَالَ لِلْمُسَافِرِ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَلَيَالِيهِنَّ وَلِلْمُقِيمِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ
Abu Hurairah berkata: Umat bertanya kepada Nabi, sampai batas kapan kesucian dalam menggunakan sepatu stewel (boot). Nabi saw, menjawab: Bagi musafir (yang dalam bepergian) selama tiga hari dan bagi yang mukim (tidak dalam bepergian) selama satu hari.
Hadis yang menjelaskan kebolehan mengenakan sepatu stewel (boot) baik dalam shalat maupun pakaian keseharian juga diriwayatkan oleh Umar ibn Khattab yang dikeluarkan oleh Malik (thaharah: 65) dengan redaksi:
(102) 65 و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ أَنَّهُمَا أَخْبَرَاهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ قَدِمَ الْكُوفَةَ عَلَى سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ وَهُوَ أَمِيرُهَا فَرَآهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ يَمْسَحُ عَلَى الْخُفَّيْنِ فَأَنْكَرَ ذَلِكَ عَلَيْهِ فَقَالَ لَهُ سَعْدٌ سَلْ أَبَاكَ إِذَا قَدِمْتَ عَلَيْهِ فَقَدِمَ عَبْدُ اللَّهِ فَنَسِيَ أَنْ يَسْأَلَ عُمَرَ عَنْ ذَلِكَ حَتَّى قَدِمَ سَعْدٌ فَقَالَ أَسَأَلْتَ أَبَاكَ فَقَالَ لاَ فَسَأَلَهُ عَبْدُ اللَّهِ فَقَالَ عُمَرُ إِذَا أَدْخَلْتَ رِجْلَيْكَ فِي الْخُفَّيْنِ وَهُمَا طَاهِرَتَانِ فَامْسَحْ عَلَيْهِمَا قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَإِنْ جَاءَ أَحَدُنَا مِنَ الْغَائِطِ فَقَالَ عُمَرُ نَعَمْ وَإِنْ جَاءَ أَحَدُكُمْ مِنَ الْغَائِطِ
Nafi’ dan Abdullah ibn Dinar berkata: Abdullah ibn Umar datang ke kota Kufah untuk menemui Sa’ad ibn Abi Waqqas yang waktu itu menjadi penguasa Kufah. Ia (Abdullah ibn Umar) menyaksikan Sa’ad mengusap sepati stewel (boot). Maka ia mengingkarinya. Sa’ad berkata kepadanya: Tanyakan bapakmu (Umar ibn Khattab) bilamana anda kembali. Ketika Abdullah ibn Umar kembali ia lupa menanyakannya kepada Umar sampai Sa’ad datang menghadap kepada Umar. Sa’ad berkata kepada Ibn Umar: Apakah anda sudah menanyakan kepada Umar. Lalu Abdullah ibn Umar bertanya kepada Umar. Maka Umar ibn Khattab berkata: Sekiranya anda memasukkan kaki dalam kondisi suci, maka cukuplah anda mengusapnya. Abdullah ibn Umar bertanya: Walaupun ketika seseorang buang hajat? Umar menjawab: Ya, walaupun ia baung hajat.
Hadis yang menjelaskan kebolehan mengenakan sepatu stewel (boot) baik dalam shalat maupun pakaian keseharian juga diriwayatkan oleh Auf ibn Malik al Asyja’i yang dikeluarkan oleh Ahmad (baqi musnad anshar: 22870) dengan redaksi:
(103) 22870 حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ قَالَ أَنْبَأَنَا دَاوُدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ بُسْرِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلاَنِيِّ عَنْ عَوْفِ ابْنِ مَالِكٍ الأََشْجَعِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِالْمَسْحِ عَلَى الْخُفَّيْنِ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ لِلْمُسَافِرِ وَلَيَالِيهِنَّ وَلِلْمُقِيمِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ
Auf ibn Malik al Asyja’i berkata: Kami diperintah oleh Nabi saw, untuk mengusap sepatu stewel pada waktu perang Tabuk dalam batas tiga hari bagi musafir (yang dalam bepergian) dan satu hari bagi mukim (yang tidak dalam bepergian).

Berlebihan Dalam Sarung, Pakaian dan Surban
Hadis yang melarang berlebihan bukan hanya pada sarung melainkan juga dalam pakaian dan surban diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar yang dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5345). Abu Daud (libas: 3571). Nasai (zinah: 5239). Ibn Majah (libas: 3566).
Dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5345) dengan redaksi:
(104) 5345 حَدَّثَنَا مَطَرُ بْنُ الْفَضْلِ حَدَّثَنَا شَبَابَةُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ لَقِيتُ مُحَارِبَ بْنَ دِثَارٍ عَلَى فَرَسٍ وَهُوَ يَأْتِي مَكَانَهُ الَّذِي يَقْضِي فِيهِ فَسَأَلْتُهُ عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ فَحَدَّثَنِي فَقَالَ سَمِعْتُ عَبْدَاللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مَخِيلَةً لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقُلْتُ لِمُحَارِبٍ أَذَكَرَ إِزَارَهُ قَالَ مَا خَصَّ إِزَارًا وَلاَ قَمِيصًا
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena pamer maka dia tidak dilihat oleh Allah di hari kiamat. Saya bertanya kepada Muharib, apakah Nabi juga menyebutkan perihal sarung? Ia (Muharib) menjawab: Tidak hanya dalam sarung dan baju.
Dikeluarkan oleh Abu Daud (libas: 3571) dengan redaksi:
(105) 3571 حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْجُعْفِيُّ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رَوَّادٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الاَسْبَالُ فِي الاَزَارِ وَالْقَمِيصِ وَالْعِمَامَةِ مَنْ جَرَّ مِنْهَا شَيْئًا خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Isbal (memanjangkan) sarung, pakaian dan surban lantaran kesombongan menjadikan ia tidak dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5239) dengan redaksi:
(106) 5239 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رَوَّادٍ عَنْ سَالِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الاَسْبَالُ فِي الاَزَارِ وَالْقَمِيصِ وَالْعِمَامَةِ مَنْ جَرَّ مِنْهَا شَيْئًا خُيَلاَءَ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Isbal (memanjangkan) sarung, pakaian dan surban lantaran kesombongan menjadikan ia tidak dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Dikeluarkan oleh Ibn Majah (libas: 3566) dengan redaksi:
(107) 3566 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنِ ابْنِ أَبِي رَوَّادٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الاَسْبَالُ فِي الاَزَارِ وَالْقَمِيصِ وَالْعِمَامَةِ مَنْ جَرَّ شَيْئًا خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Isbal (memanjangkan) sarung, pakaian dan surban lantaran kesombongan menjadikan ia tidak dilihat oleh Allah di hari kiamat.
Larangan Berpakaian Warna Mencolok
Ancaman Nabi saw, bukan hanya tertuju kepada mereka yang isbal dalam berpakaian karena sombong atau pamer melainkan juga kepada mereka yang berpakaian merah (mencolok) sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr yang dikeluarkan oleh Turmudzi (adab: 2731) dan Abu Daud (libas: 3547).
Dikeluarkan oleh Turmudzi (adab: 2731) dengan redaksi:
(108) 2731 حَدَّثَنَا عَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي يَحْيَى عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ مَرَّ رَجُلٌ وَعَلَيْهِ ثَوْبَانِ أَحْمَرَانِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ
Abdullah ibn Amr berkata: Seseorang yang mengenakan pakaian rangkap dua berwarna merah berjalan melintasi Nabi. Ia pun mengucapkan salam kepada Nabi, maka Nabi saw, tidak menjawab salamnya.
Dikeluarkan oleh Abu Daud (libas: 3547) dengan redaksi:
(109) 3547 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حُزَابَةَ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ يَعْنِي ابْنَ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي يَحْيَى عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ عَلَيْهِ ثَوْبَانِ أَحْمَرَانِ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Abdullah ibn Amr berkata: Seseorang yang mengenakan pakaian rangkap dua berwarna merah berjalan melintasi Nabi. Ia pun mengucapkan salam kepada Nabi, maka Nabi saw, tidak menjawab salamnya.
Di samping pakaian warna merah, Nabi saw, juga melarang pakaian yang dihias sutra atau yang dicelup dengan warna kuning sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib yang dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3876, 3874). Turmudzi (libas: 1647, 1659). Nasai (tatbiq: 1030, 1031, 1032, 1033, 1034) (zinah: 5082, 5084, 5085, 5086, 5090, 5172, 5173, 5175). Abu Daud (libas: 3525). Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 577, 880, 992).
Dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3876) dengan redaksi:
(110) 3876 حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّخَتُّمِ بِالذَّهَبِ وَعَنْ لِبَاسِ الْقَسِّيِّ وَعَنِ الْقِرَاءَةِ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَعَنْ لِبَاسِ الْمُعَصْفَرِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, mengenakan cincin emas, berpakaian yang dihiasi sutra, membaca Al Qur’an sewaktu ruku’ dan sujud dan berpakaian yang trercelup dengan warna kuning.
Dikeluarkan oleh Muslim (libas: 3874) dengan redaksi:
(111) 3874 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ ابْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ وَعَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ وَعَنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ فِي الرُّكُوعِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Nabi saw, melarang umat berpakaian yang dihiasi sutra, yang tercelup dengan warna kuning, mengenakan cincin emas dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Turmudzi (libas: 1647) dengan redaksi:
(112) 1647 حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ نَهَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَنَسٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَحَدِيثُ عَلِيٍّ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, berpakaian yang dihiasi dengan sutra dan yang tercelup dengan wanra kuning. Abu Isa (Turmudzi) berkata: Dalam masalah ini hadisnya juga diriwayatkan oleh Anas dan Abdullah ibn Amr. Adapun hadis riwayat Ali merupakan hadis hasan shahih.
Dikeluarkan oleh Turmudzi (libas: 1659) dengan redaksi:
(113) 1659 حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ وَالْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ نَهَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّخَتُّمِ بِالذَّهَبِ وَعَنْ لِبَاسِ الْقَسِّيِّ وَعَنِ الْقِرَاءَةِ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَعَنْ لِبَاسِ الْمُعَصْفَرِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, bercincin emas, berpakaian yang dihiasi dengan sutra, membaca Al Qur’an sewaktu ruku’ dan sujud dan berpakaian yang tercelup warna kuning. Abu Isa (Turmudzi) menilai hadis ini hasan shahih.
Dikeluarkan oleh Nasai (tatbiq: 1030) dengan redaksi:
(114) 1030 أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ مَسْعَدَةَ عَنْ أَشْعَثَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ نَهَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْقَسِّيِّ وَالْحَرِيرِ وَخَاتَمِ الذَّهَبِ وَأَنْ أَقْرَأَ وَأَنَا رَاكِعٌ وَقَالَ مَرَّةً أُخْرَى وَأَنْ أَقْرَأَ رَاكِعًا
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, berpakaian yang dihiasi dengan sutra, berpakian sutra, bencincin emas dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Nasai (tatbiq: 1031) dengan redaksi:
(115) 1031 أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ نَهَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ وَعَنِ الْقِرَاءَةِ رَاكِعًا وَعَنِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, bercincin emas, membaca Al Qur’an sewaktu ruku’, berpakaian yang dihiasi sutra dan pakaian yang tercelup dengan warna kuning.
Dikeluarkan oleh Nasai (tatbiq: 1032) dengan redaksi:
(116) 1032 أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ دَاوُدَ الْمُنْكَدِرِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ أَقُولُ نَهَاكُمْ عَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ وَعَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ وَعَنْ لُبْسِ الْمُفَدَّمِ وَالْمُعَصْفَرِ وَعَنِ الْقِرَاءَةِ فِي الرُّكُوعِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, dan saya tidak mengatakan melarang kalian bercincin emas, berpakian yang dihiasi dengan sutra, pakaian warna mencolok, pakaian yang tercelup warna kuning dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Nasai (tatbiq: 1033) dengan redaksi:
(117) 1033 أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ حَمَّادٍ زُغْبَةُ عَنِ اللَّيْثِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ أَنَّ إِبْرَاهِيمَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عَلِيًّا يَقُولُ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ وَعَنْ لَبُوسِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَأَنَا رَاكِعٌ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, bercincin emas, berpakaian yang dihiasi sutra, pakaian yang tercelup warna kuning dan membaca Al Qur’an sewaktu dalam kondisi ruku’.
Dikeluarkan oleh Nasai (tatbiq: 1034) dengan redaksi:
(118) 1034 أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ وَعَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ وَعَنِ الْقِرَاءَةِ فِي الرُّكُوعِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, berpakaian yang dihiasi sutra, pakaian yang dicelup dengan warna kuning, bercincin emas dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5082) dengan redaksi:
(119) 5082 أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ دَاوُدَ الْمُنْكَدِرِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ عَنِ الضَّحَّاكِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ أَقُولُ نَهَاكُمْ عَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ وَعَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ وَعَنْ لُبْسِ الْمُفَدَّمِ وَالْمُعَصْفَرِ وَعَنِ الْقِرَاءَةِ رَاكِعًا
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, dan saya tidak mengatakan kalian yang dilarang bercincin emas, berpakaian yang dihiasi sutra, pakaian warna mencolok, pakaian yang dicelup warna kuning dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5084) dengan redaksi:
(120) 5084 أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ قَزَعَةَ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُولُ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ أَقُولُ نَهَاكُمْ عَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ وَعَنِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ وَأَنْ لاَ أَقْرَأَ وَأَنَا رَاكِعٌ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, dan bukan kalian yang dilarang bercincin emas, berpakaian yang dihiasi sutra, pakaian yang dicelup warna kuning dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5085) dengan redaksi:
(121) 5085 أَخْبَرَنِي هَارُونُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ بَكَّارِ بْنِ بِلاَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى وَهُوَ ابْنُ الْقَاسِمِ بْنِ سُمَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا زَيْدُ ابْنُ وَاقِدٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ مَوْلَى عَلِيٍّ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ وَعَنِ الْمُعَصْفَرِ وَعَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ وَعَنِ الْقِرَاءَةِ فِي الرُّكُوعِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, bercincin emas, berpakaian yang dicelup warna kuning, pakaian yang dihiasi sutra dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5086) dengan redaksi:
(122) 5086 أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَجَّاجِ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ حُنَيْنٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ عَلِيًّا قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ وَعَنِ التَّخَتُّمِ بِالذَّهَبِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, berpakaian yang dihiasi sutra, pakaian yang dicelup warna kuning dan bercincin emas.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5090) dengan redaksi:
(123) 5090 أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ نَافِعٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ بَعْضِ مَوَالِي الْعَبَّاسِ عَنْ عَلِيٍّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الْمُعَصْفَرِ وَالثِّيَابِ الْقَسِّيَّةِ وَعَنْ أَنْ يَقْرَأَ وَهُوَ رَاكِعٌ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Nabi saw, melarang umat berpakaian yang dicelup warna kuning, pakaian yang dihiasi sutra dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5172) dengan redaksi:
(124) 5172 أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ قَالَ أَخْبَرَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ نَهَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ وَأَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ وَأَنَا رَاكِعٌ وَعَنِ الْقَسِّيِّ وَعَنِ الْمُعَصْفَرِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, bercincin emas, membaca Al Qur’an sewaktu ruku’, berpakaian yang dihiasi sutra dan pakaian yang dicelup warna kuning.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5173) dengan redaksi:
(125) 5173 أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ حَمَّادٍ عَنِ اللَّيْثِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عَلِيًّا يَقُولُ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ وَعَنْ لُبُوسِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَأَنَا رَاكِعٌ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, bercincin emas, berpakaian yang dihiasi sutra, pakaian yang dicelup warna kuning dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5175) dengan redaksi:
(126) 5175 أَخْبَرَنِي هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ قَالَ حَدَّثَنَا حَرْبٌ عَنْ يَحْيَى حَدَّثَنِي عَمْرُو ابْنُ سَعْدٍ الْفَدَكِيُّ أَنَّ نَافِعًا أَخْبَرَهُ حَدَّثَنِي ابْنُ حُنَيْنٍ أَنَّ عَلِيًّا حَدَّثَهُ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ثِيَابِ الْمُعَصْفَرِ وَعَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ وَلُبْسِ الْقَسِّيِّ وَأَنْ أَقْرَأَ وَأَنَا رَاكِعٌ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, berpakaian yang dicelup warna kuning, bercincin emas, berpakaian yang dihiasi sutra dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Abu Daud (libas: 3525) dengan redaksi.
(127) 3525 حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ وَعَنْ لُبْسِ الْمُعَصْفَرِ وَعَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ وَعَنِ الْقِرَاءَةِ فِي الرُّكُوعِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Nabi saw, melarang umat berpakaian yang dihiasi sutra, pakaian yang dicelup warna kuning, bercincin emas dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 577) dengan redaksi:
(128) 577 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ عَلِيٍّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ وَأَنَا رَاكِعٌ وَعَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ وَعَنِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, membaca Al Qur’an sewaktu ruku’, bercincin emas, berpakaian yang dihiasi sutra dan pakaian yang dicelup warna kuning.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 880) dengan redaksi:
(129) 880 حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّخَتُّمِ بِالذَّهَبِ وَعَنْ لِبَاسِ الْقَسِّيِّ وَعَنِ الْقِرَاءَةِ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَعَنْ لِبَاسِ الْمُعَصْفَرِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Saya dilarang oleh Nabi saw, bercincin emas, berpakaian yang dihiasi sutra, membaca Al Qur’an sewaktu ruku’ dan berpakaian yang dicelup warna kuning.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad asyrah mubassyarin bil jannah: 992) dengan redaksi:
(130) 992 قَالَ قَرَأْتُ عَلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ يَعْنِي ابْنَ عِيسَى أَخْبَرَنِي مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ قَالَ إِسْحَاقُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ لُبْسِ الْقَسِّيِّ وَالْمُعَصْفَرِ وَعَنْ تَخَتُّمِ الذَّهَبِ وَعَنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ فِي الرُّكُوعِ
Ali ibn Abi Thalib berkata: Nabi saw, melarang umat berpakaian yang dihiasi sutra, pakaian yang dicelup warna kuning, bercincin emas dan membaca Al Qur’an sewaktu ruku’.
Pakian Isbal Tanpa Kesombongan
Hadis yang menjelaskan boleh cingkrang asal tidak ada unsur kesombongan diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar yang dikeluarkan oleh Bukhari (manaqib: 3392) (libas: 5338). Nasai (zinah: 5240). Abu Daud (libas: 3563). Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5098, 5553, 5927).
Dikeluarkan oleh Bukhari (manaqib: 3392) dengan redaksi:
(131) 3392 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُاللَّهِ أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِاللَّهِ عَنْ عَبْدِاللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ ثَوْبِي يَسْتَرْخِي إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ لَسْتَ تَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلاَءَ قَالَ مُوسَى فَقُلْتُ لِسَالِمٍ أَذَكَرَ عَبْدُاللَّهِ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ قَالَ لَمْ أَسْمَعْهُ ذَكَرَ إِلاَّ ثَوْبَهُ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena sombong maka Allah tidak melihatnya di hari kiamat. Abu Bakar berkata: Sesungguhnya salah satu ujung pakaian saya memanjang dan saya berupaya untuk tetap menjaganya. Maka Nabi saw, bersabda: Anda tidak tergolong orang sombong. Musa bertanya kepada Salim, apakah Abdullah juga meninggung sarung yang dipanjangkan. Ia (Salim) menjawab: Saya tidak mendengar kecuali penyebutan pakaian.
Dikeluarkan oleh Bukhari (libas: 5338) dengan redaksi:
(132) 5338 حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِاللَّهِ عَنْ أَبِيهِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ إِزَارِي يَسْتَرْخِي إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُهُ خُيَلاَءَ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena sombong maka Allah tidak melihatnya di hari kiamat. Abu Bakar berkata: Sesungguhnya salah satu ujung sarung saya memanjang dan saya berupaya untuk tetap menjaganya. Maka Nabi saw, bersabda: Anda tidak tergolong orang sombong.
Dikeluarkan oleh Nasai (zinah: 5240) dengan redaksi:
(133) 5240 أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ قَالَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ إِزَارِي يَسْتَرْخِي إِلاَ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلاَءَ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena sombong maka Allah tidak melihatnya di hari kiamat. Abu Bakar berkata: Sesungguhnya salah satu ujung sarung saya memanjang dan saya berupaya untuk tetap menjaganya. Maka Nabi saw, bersabda: Anda tidak tergolong orang sombong.
Dikeluarkan oleh Abu Daud (libas: 3563) dengan redaksi:
(134) 3563 حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ جَانِبَيْ إِزَارِي يَسْتَرْخِي إِنِّي لاَتَعَاهَدُ ذَلِكَ مِنْهُ قَالَ لَسْتَ مِمَّنْ يَفْعَلُهُ خُيَلاَءَ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena sombong maka Allah tidak melihatnya di hari kiamat. Abu Bakar berkata: Sesungguhnya salah satu ujung sarung saya memanjang dan saya berupaya untuk tetap menjaganya. Maka Nabi saw, bersabda: Anda tidak tergolong orang sombong.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5098) dengan redaksi:
(135) 5098 حَدَّثَنَا عَتَّابٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ مُبَارَكٍ أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ ثَوْبِي يَسْتَرْخِي إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلاَءَ قَالَ مُوسَى قُلْتُ لِسَالِمٍ أَذَكَرَ عَبْدُ اللَّهِ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ قَالَ لَمْ أَسْمَعْهُ ذَكَرَ إِلاَّ ثَوْبَهُ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena sombong maka Allah tidak melihatnya di hari kiamat. Abu Bakar berkata: Sesungguhnya salah satu ujung pakaian saya memanjang dan saya berupaya untuk tetap menjaganya. Maka Nabi saw, bersabda: Anda tidak tergolong orang sombong. Musa bertanya kepada Salim, apakah Abdullah juga meninggung sarung yang dipanjangkan. Ia (Salim) menjawab: Saya tidak mendengar kecuali penyebutan pakaian.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5553) dengan redaksi:
(136) 5553 حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ حَدَّثَنِي سَالِمٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ إِزَارِي لَيَسْتَرْخِي إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ إِنَّكَ لَسْتَ مِمَّنْ تَصْنَعُ الْخُيَلاَءَ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena sombong maka Allah tidak melihatnya di hari kiamat. Abu Bakar berkata: Sesungguhnya salah satu ujung sarung saya memanjang dan saya berupaya untuk tetap menjaganya. Maka Nabi saw, bersabda: Anda tidak tergolong orang sombong.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 5927) dengan redaksi:
(137) 5927 حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْهَاشِمِيُّ أَنْبَأَنَا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ أَخْبَرَنِي مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ إِزَارِي يَسْتَرْخِي إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُهُ خُيَلاَءَ
Dari Abdullah ibn Umar, Nabi saw, bersabda: Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena sombong maka Allah tidak melihatnya di hari kiamat. Abu Bakar berkata: Sesungguhnya salah satu ujung sarung saya memanjang dan saya berupaya untuk tetap menjaganya. Maka Nabi saw, bersabda: Anda tidak tergolong orang sombong.
Boleh Pakai Apa Saja Asal Tidak Sombong dan Berlebihan
Umat diperbolehkan berpakaian apa saja selagi tidak ada unsur kesombongan dan berlebihan. Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam bab firman-Nya “Katakan, siapa yang berani mengharamkan perhiasan Allah yang telah dianugerahkan kepada hamba-Nya”.
(138) وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا وَاشْرَبُوا وَالْبَسُوا وَتَصَدَّقُوا فِي غَيْرِ إِسْرَافٍ وَلاَ مَخِيلَةٍ وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كُلْ مَا شِئْتَ وَالْبَسْ مَا شِئْتَ مَا أَخْطَأَتْكَ اثْنَتَانِ سَرَفٌ أَوْ مَخِيلَةٌ
Nabi saw, bersabda: Makanlah, minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa ada unsur berlebihan dan kesombongan. Ibn Abbas berkata: Makan sekehendakmu dan berpakaianlah sekehendakmu. Kesalahanmu ada pada faktor berlebihan dan kesombongan.
Hadis diperbolehkan berpakaian apa saja selagi tidak ada unsur kesombongan dan berlebihan juga diriwayatkan dari Amr ibn Syu’aib dari bapaknya (Syu’aib) dari kakeknya (Abdullah ibn Amr ibn Asyh) yang dikeluarkan oleh Nasai (zakat: 2512). Ibn Majah (libas: 3595). Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 6408, 6421).
Dikeluarkan oleh Nasai (zakat: 2512) dengan redaksi:
(139) 2512 أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ قَالَ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا فِي غَيْرِ إِسْرَافٍ وَلاَ مَخِيلَةٍ
Dari Amr ibn Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya (Abdullah ibn Amr ibn Asyh), Nabi saw, bersabda: Makanlah, bersedekahlah dan berpakaianlah tanpa ada unsur berlebihan dan kesombongan.
Dikeluarkan oleh Ibn Majah (libas: 3595) dengan redaksi:
(140) 3595 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَنْبَأَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا وَاشْرَبُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا مَا لَمْ يُخَالِطْهُ إِسْرَافٌ أَوْ مَخِيلَةٌ
Dari Amr ibn Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya (Abdullah ibn Amr ibn Asyh), Nabi saw, bersabda: Makanlah, bersedekahlah dan berpakaianlah tanpa ada unsur berlebihan dan kesombongan.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 6408) dengan redaksi:
(141) 6408 حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُوا وَاشْرَبُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا غَيْرَ مَخِيلَةٍ وَلاَ سَرَفٍ وَقَالَ يَزِيدُ مَرَّةً فِي غَيْرِ إِسْرَافٍ وَلاَ مَخِيلَةٍ
Dari Amr ibn Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya (Abdullah ibn Amr ibn Asyh), Nabi saw, bersabda: Makanlah, bersedekahlah dan berpakaianlah tanpa ada unsur berlebihan dan kesombongan. Menurut riwayat Yazid kadang menyebutkan tanpa berlebihan kadang menyebutkan tanpa kesombongan.
Dikeluarkan oleh Ahmad (musnad muktsirin min shahabah: 6421) dengan redaksi:
(142) 6421 حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُوا وَاشْرَبُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا فِي غَيْرِ مَخِيلَةٍ وَلاَ سَرَفٍ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُرَى نِعْمَتُهُ عَلَى عَبْدِهِ
Dari Amr ibn Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya (Abdullah ibn Amr ibn Asyh), Nabi saw, bersabda: Makanlah, bersedekahlah dan berpakaianlah tanpa ada unsur kesombongan dan berlebihan. Sesungguhnya Allah suka kenikmatan yang telah dianugerahkan kepada hamba-Nya untuk dipertunjukkan.

Analisis

Yang menjadi pertanyaan, apakah termasuk dalam kategori isbal bagi seseorang yang memanjangkan pakaiannya, meskipun hal itu merupakan suatu kebiasaan pada suatu kaum dan bukan merupakan kesengajaan untuk berbuat sombong dan pamer? Menjawab pertanyaan ini imam Nawawi dan Ibn Hajar menjelaskan bahwa yang masuk dalam taqyid isbal dalah kesengajaan untuk pamer dan sombong. Jadi kebiasaan yang terjadi pada suatu kaum dan tidak merupakan kesengajaan untuk ombong dan pamer, maka hal tersebut bukan merupakan isbal. (Yusuf Qardhawi, Kaifa nata’amalu ma’a al sunnah al nabawiyyah, Kairo: Dar al Syuruq, 2002, p. 65).

**assant**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar