Halaman

blog-indonesia.com

Minggu, 30 Agustus 2009

KISAH ABU LAHAB MEMERDEKAKAN TSUWAIBAH

Syaikh Yusuf Isma'il Al-Nabhani dalam karyanya yg berjudul Al-Anwar Al-Muhammadiyyah mengatakan : "Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah dikediamannya Muhammad ibn Yusuf, dan saat itu disusui oleh Tsuwaibah yg menjadi budaknya Abu Lahab yg kemudian dimerdekakan (dibebaskan dari status budak) setelah memberi kabar baik mengenai lahirnya Nabi Muhammad SAW kepadanya.



Pernah ada seseorang yg bermimpi bertemu dengan Abu Lahab setelah ia meninggal, selanjutnya orang tersebut bertanya : Bagaimana keadaanmu?. Kemudian Abu Lahab menjawab : Aku berada di neraka, hanya saja setiap malam Senin aku mendapatkan keringanan dan (pada malam itu) aku bisa menghisap air dari kedua ujung telunjuk jariku. Sembari berkata demikian Abu Lahab memberi isyarat dengan kedua ujung telunjuk jarinya. Setelah itu ia berkata lagi : Semua itu tidak lain karena aku telah membebaskan Tsuwaibah setelah ia memberi kabar baik tentang lahirnya Nabi Muhammad SAW dan karena ia telah menyusui Baginda Nabi SAW. Kisah ini dijelaskan dalam kitab Al-Tanbihat Al-Wajibat hal 12-13 juga dalam kitab Al-Mausu'ah Al-Yusufiyyah dengan redaksi yg berbeda, sedangkan orang yg bermimpi tadi adalah Abbas ibn Abdul Muthollib paman Baginda Nabi SAW.



Keotentikan kisah tersebut tidak perlu dipertanyakan lagi, karena kisah ini sangat masyhur dalam kitab-kitab Hadits dan sejarah yg dinuqil (dikutip) oleh para Hafidz yg tidak diragukan lagi otoritas keilmuannya sebagai ahli hadits dan sejarah. Gelar Al-Hafidz adalah bagi ahli hadits yg dapat menshahihkan sanad (mata rantai) dan matn (teks)hadis serta dapat memastikan sifat adil dan tidaknya para perawi, dan juga harus menghafal hadits-hadits shahih, mengetahui rawi yg wahm (banyak purba sangka), illat-illat hadits dan istilah-istilah Muhadditsin. Menurut pendapat lain, gelar Al-Hafidz adalah penghafal hadits dengan kapasitas seratus ribu hadits. Diantara Al-Hafidz tersebut yaitu Al-Imam Abdurrozaq Ash Shon'aniy, Al-Hafidz ibn Hajar, Al-Hafidz Al-Baihaqiy, Ibnu Hisyam, Al-Suhailiy, Al-Hafidz Al-Baghowiz, Ibnu Al-Diba'i, Al-Asykhur, Al-Amiriy.



Al-Imam Al-Bukhari mencantumkan kisah ini dalam kitab Shahihnya (pada hadits yg ke 5101) yg telah disepakati keabsahannya. Dan semua hadits yg termaktub dalam bab itu adalah hadits Musnad yg dapat dijadikan sebagai sumber penggalian hukum-hukum Agama. Hadits musnad yaitu hadits yg mata rantai rawi / sanadnya mutashil dan disandarkan langsung pada Rasulullah SAW.



Jadi sudah jelas, dengan hanya melihat kapabilitas Imam Bukhari sebagai salah satu periwayatnya, kisah ini bisa dijadikan sebagai pedoman untuk memuliakan kelahiran Rasulullah SAW sebagai bentuk kebahagiaan kita atas kelahiran beliau, tentunya dengan satu harapan pada suatu saat nanti kita bisa berada dibawah naungan syafaat beliau.



Dari kisah ini, Ibn Jazariy menarik kesimpulan bahwa Abu Lahab saja yg merupakan orang kafir bahkan sampai dicap sebagai orang tercela dalam Al-Qur'an itu bisa mendapatkan rukhsoh (keringanan) dari Allah SWT karena memuliakan kelahiran Baginda Nabi SAW, apalagi kita selaku umat beliau ketika memuliakan hari kelahirannya, tentunya akan mendapatkan nilai plus bila dibandingkan dengan Abu Lahab yg kafir. (Al-Tanbihat Al-Wajibat hal.13)



Al-Hafidz Syamsuddin ibn Nashiruddin Al-Dimasqiy juga berpendapat demikian, seperti yg disampaikan dalam tiga bait sya'ir yg artinya : " Jika orang kafir ini saja telah datang celaan padanya, dengan ayat celakalah kedua tangannya dalam neraka jahim selamanya"


"Telah diriwayatkan bahwa tiap hari Senin tiba untuk selamanya, sebab bergembira demi kelahiran Nabi Ahmad diringankan siksanya"


"Maka bagaimana pendapatmu, pada seorang hamba yg sepanjang usianya selalu bergembira karena Nabi Ahmad dan tauhid menyertai kematiannya" **soulsick)

5 komentar:

  1. afwan akhie..ana sudah ngecek hadits (5101) ada juga yang mengatakan dihadis ke 4813..tapi ana cek dalam kitabnya tidak ana temukan. mohon bantuannya ...mohon dikirim ke email ana : nahnu_dai@yahoo.co.id

    BalasHapus
  2. Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

    Kang , ada beberapa artikel yang menarik , akan saya manfaatkan untuk pelengkap [ maksa ].

    Wassalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

    http://thesaltasin.wordpress.com/category/al-quran-teks-dan-terjemahan/

    BalasHapus
  3. Ini hadits No. 5101 dalam Shahih Bukhari, dan tidak ada seperti kisah di atas dalam nomor hadits tsb.

    5101 - حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ انْكِحْ أُخْتِي بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ فَقَالَ أَوَتُحِبِّينَ ذَلِكِ فَقُلْتُ نَعَمْ لَسْتُ لَكَ بِمُخْلِيَةٍ وَأَحَبُّ مَنْ شَارَكَنِي فِي خَيْرٍ أُخْتِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ ذَلِكِ لَا يَحِلُّ لِي قُلْتُ فَإِنَّا نُحَدَّثُ أَنَّكَ تُرِيدُ أَنْ تَنْكِحَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ بِنْتَ أُمِّ سَلَمَةَ قُلْتُ نَعَمْ فَقَالَ لَوْ أَنَّهَا لَمْ تَكُنْ رَبِيبَتِي فِي حَجْرِي مَا حَلَّتْ لِي إِنَّهَا لَابْنَةُ أَخِي مِنْ الرَّضَاعَةِ أَرْضَعَتْنِي وَأَبَا سَلَمَةَ ثُوَيْبَةُ فَلَا تَعْرِضْنَ عَلَيَّ بَنَاتِكُنَّ وَلَا أَخَوَاتِكُنَّ قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ
    (7/9)

    BalasHapus
  4. Aku tidak ragu lagi dan aku cinta Maulid

    BalasHapus
  5. Aku tidak ragu lagi dan aku cinta Maulid

    BalasHapus